Blitar – Hallo,kawan!! PB bawa oleh-oleh dari Blitar ini, beberapa hari lalu PB menyempatkan diri untuk pulang ke Blitar sana untuk mencari minuman khas Blitar ini. Awal mula bisa kepingin dengan yang namanya “Es Pleret” ini bermula dari perjalanan PB ke Jakarta tempoe hari, lah kok bisa? Iya karena pas dalam pesawat CitiLink, ternyata kota Blitar di angkat dalam majalah travel guide yang disediakan dalam cabin pesawat jurusan SUB-JKT ini. Sungguh tercengang dengan kota kelahiran Blitar tercinta, ternyata begitu di ulas dari sisi ke unikan dan keindahannya. Sungguh luar biasa bisa mempesona, kota yang biasa di kenal dengan kota “Bung Karno“. Sayangnya majalah yang ada dalam cabin Citilink, tidak boleh dibawa pulang 😆 
Salah satu yang bikin kangen dan memaksa untuk pulang kampung nan jauh disana, yaitu “ES PLERET” diulas dan masuk dalam minuman khas Blitar sana. Hemss….padahal minuman ini sudah PB rasakan sejak kecil, bahkan mungkin sejak lahir kali ya 🙄 Apa sich Es Pleret itu??
ES Pleret yaitu berupa bola – bola kecil yang mirip bakso, dan kemudian ditemani oleh pelengkap lain berupa cendol (dawet), dan kadang juga ditemani potongan serabi. Bola – bola kecil tadi-lah yang namanya Pleret, terbuat dari tepung, rasanya gurih, dan terisi gula pemanis didalamnya. kuah dari Es Pleret ini tidak terlalu manis seperti Es Dawet kebanyakan. Tetapi ketika Pleret dikunyah, pemanis didalamnya akan membuat kuah Es Pleret menjadi terasa lebih manis. Ditambah lagi rasa gurih Pleret yang membuat rasa es ini semakin unik. Selain itu, sensasi nyess setelah Pleret pecah, dan cairan pemanisnya mulai terasa, memang tidak ada duanya. Begitu unik, enak dan bikin pengen lagi, satu gelas saja pasti kurang banget deh! Nama Es Pleret sendiri juga tidak muncul begitu saja. Berdasarkan sejarahnya, konon nama ini diambil dari seorang sesepuh Kota Blitar yang bernama Kyai Pleret. Karena yang namanya Es Pleret ini.
**sumber : http://www.andikafm.com/
Untuk yang penasaran juga dengan minuman khas Blitar, bisa banyak didapatkan di Belakang Alon-alon Kota Blitar, atau juga di sekitaran Makam Bung Karno, dan tempat-tempat lainya yang masih belum pernah PB jumpai 😆 dulu seingat PB deket rumah, atau deket sekolahan PB kala masih kecil juga ada.
Untuk harga kemarin itu tidak terlalu mahal, cuma Rp.4500,-/gelas. Hemss, kalau masih teringat rasa dan kesegaranya jadi ingin kembali pulang lagi ke Blitar sana 😀 Soalnya adanya cuma disana, kalau di Surabaya entahlah belum pernah menjumpainya Thanks, semoga menginspirasi 😉
