OtoBeken – Mungkin dulu kala saat masih awam tentang dunia welder / dunia pengelasan, taunya cuma ampere sekian di buat ngelas pasti bisa. Ternyata tidak sesingkat itu Kawan, banyak hal penting banget tentang dunia welder. Kali ini mari kita bahas, sesuatu yang paling dasar dulu. Yakni tentang apa itu ” Duty Cycle ” sebuah mesin las, serta apa pentingnya untuk diperhatikan?
Apa arti Duty Cycle ?
Duty Cycle adalah ukuran berapa lama pengguna mesin las atau tukang las dapat menggunakan mesin las hingga mesin las menjadi terlalu panas dan mati. Intinya jangan menggunakan mesin las secara berlebihan atau terus menerus hingga jangka waktu tertentu Kawan. Jadi setiap mesin las sejatinya sudah melampirkan kemampuanya masing-masin setiap merk, type, dll. Pastinya memiliki Duty cycle yang berbeda-beda, ambil saja contoh gambar diatas ini. Itu OB ambil dari datanya mesin las IZUMI MO 120, dimana ini nanti akan beda juga dengan mesin las lainya.
Penulisan nilai duty cycle dibagi menjadi 3 yaitu ; Amp ( Ampere ),% ( Persen ), Suhu. Jadi misalnya dari contoh photo terlampir diatas cara membacanya yakni : Mesin las kita sebaiknya hanya bekerja di 4 menit saja, ketika kita menyetingnya di 120 Ampere dan istirahat 6 menit (yang artinya : Artinya dalam waktu 10 menit, mesin las dapat digunakan maksimal selama 4 menit secara kontinyu dengan arus 120 Ampere dan 6 menit istirahat.). Sedangkan jika ingin memakai continue terus-menerus, baiknya disetting di 80 A, dimana bisa 100%.
Nah, ini contoh dari tabel teknik mesin las yang berbeda. Jika diatas tadi dari Izumi Mo 120, ini dari Mesin las besutan negara Germany. Yakni BECKUM MMA 120, meskipun bisa dibilang sama-sama mentok di ampre 120. Namun memiliki kemampuan yang berbeda, dimana di mesin ini tertuliskan 100% nya justru cuma di 55 ampere. Sedangkan jika menggunakana 120 A, malah cuma 20% saja. Nah, itulah yang wajib Kawan-kawan pahami ketika sedang bermain mesin las mini-mini rumahan. Jadi biar lebih awet mesinya, serta juga maksimal hasilnya. Thanks 😀