OtoBeken – Memang bisa dibilang dimulainya sebuah perjuangan yang ekstra panjang demi menggapai masa depan, titik aman pertama adalah di jenjang SMK atau setingkatnya. Maka dari itu Sebagai bentuk penguatan Program Pendidikan Satu Hati yang diimplementasikan melalui Kurikulum Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) Honda, PT Astra Honda Motor (AHM) bersama PT. Mitra Pinasthika Mulia (MPM Honda Jatim) distributor sepeda motor Honda wilayah Jatim & NTT kembali meresmikan kerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Nusa tenggara Timur (NTT) tepatnya di SMKN 1 SOE. Selasa (15/08).
“ Dengan Semangat Sinergi Bagi Negeri dan sejalan dengan upaya pemerintah mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan vokasi industri, kurikulum TBSM Astra Honda disusun secara berkesinambungan guna mendukung implementasi program link and match dunia pendidikan dan dunia industri. Tujuannya mampu untuk membentuk peserta didik dan lulusan terampil yang berdaya saing, sehingga memiliki kompetensi dan bisa memenuhi kebutuhan industri serta demi kemajuan perekonomian masyarakat, Kami berharap bantuan sepeda motor Honda ini dapat bermanfaat dan dapat dirasakan langsung oleh Sekolah, para guru dan terutama para siswa yang merupakan generasi masa depan yang akan memberikan kebanggaan bagi bangsa. ” kata Hatmarto, HR & GA Division Head MPM Honda Jatim.
Bergabungnya SMKN 1 SOE tersebut menambah jumlah SMK yang bekerjasama dengan MPM Honda Jatim diwilayah NTT menjadi 2 sekolah. Saat ini sudah 99 SMK yang tersebar di seluruh wilayah Jatim & NTT sudah melakukan kerja sama sebagai SMK TBSM Honda.
Dalam penandatanganan MoU ini turut disaksikan Bupati Timur Tengah Selatan Egusem Pieter Tahun, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Linus Lusi, GM Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin serta HRGA Division Head MPM Honda Jatim Hatmarto.
Dalam mendukung kemajuan dunia vokasi di Tanah Air, AHM bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menerapkan kurikulum TBSM Astra Honda sebagai bagian sistem pembelajaran dengan standar kompetensi yang dituntut oleh dunia kerja. Hal ini dilakukan melalui penyusunan bahan ajar, pelatihan dan sertifikasi guru, praktik kerja di industri, uji kompetensi siswa, teaching factory (TEFA), dan laboratorium. Thanks 😀