Pekanbaru – Tak terasa perjalanan keliling pulau Sumatera dengan Datsun Go+ sudah 2bulan berlalu begitu saja, hampir saja lupa dengan kesibukan yang cukup bejibun. Hingga tulisan di hari ke 3 (terakhir acara), belum tertuliskan sama sekali. Mumpung lagi longgar kerjaan, so mencoba mencoretkan sisa-sisa yang ada di benak tentang indahnya kenangan bersama Datsun Go+. Dihari ketiga kita memang sebelumnya menginap di Kota Padang Sidempuan (artikel disini), dari Kota Padang Sidempuan kita rombongan para Risers menuju Kota Pekan Baru (tujuan Finish). Seperti biasa selain kita menikmati perjalanan yang seru,tentunya juga mengeksplore tempat-tempat wisata yang indah ketika ada dalam route perjalan. Untuk yang pertama kita singgahi adalah, Candi Bahal – SuMut. Yuks, mari kita intip apa saja yang ada di Candi Bahal itu π
Candi Bahal, Biaro Bahal, atau Candi Portibi adalah kompleks candi Buddha aliran Vajrayana yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan atau berjarak sekitar 400 km dari Kota Medan. Candi ini terbuat dari bahan bata merah dan diduga berasal dari sekitar abad ke-11 dan dikaitkan dengan Kerajaan Pannai, salah satu pelabuhan di pesisir Selat Malaka yang ditaklukan dan menjadi bagian dari mandala Sriwijaya. Memiliki Tiga bangunan kuno yaitu Biaro Bahal I, II dan III. Saling berhubungan dan terdiri dalam satu garis yang lurus. Biaro Bahal I yang terbesar. Kakinya berhiasan papan-papan sekelilingnya yang berukiran tokoh yaksa yang berkepala hewan, yang sedang menari-nari. Rupa-rupanya para penari itu memakai topeng hewani seperti pada upacara di Tibet. Di antara semua papan berhiasan itu ada ukiran singa yang duduk. Di Bahal II pernah ditemukan sebuah Arca Heruka yaitu Arca Demonis yang mewujudkan tokoh pantheon Agama Buddha aliran Mahayanan, sekte bajrayana atau tantrayana. Heruka berdiri di atas jenazah dalam sikap menari; pada tangan kanannya ada tongkat. Bahal III berukiran hiasan daun. Candi ini diberi nama berdasarkan nama desa tempat bangunan ini berdiri. Selain itu nama Portibi dalam bahasa Batak berarti ‘dunia’ atau ‘bumi’ istilah serapan yang berasal dari bahasa sansekerta: Pertiwi (dewi Bumi). Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Jabung yang ada Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
**Sumber : id.wikipedia.org
Begitu menurut penuturan wikipedia, dan memang beneran kita para rombongan Risers cukup jauh juga sekitar 4 jam’an dari PadangSidempuan. Seperti biasa kita narsis di tempat ini, bukan masalah apanya. Namun bukti untuk telah mengeksplore peninggalan sejarah zaman kerajaan, agar tidak pernah terlupakan dan bisa dikenang terus oleh para penerus sejarah. Well, kita para Risers melanjutkan menuju kota PekanBaru. Yang bisa dibilang juga masih cukup jauh juga. Sekitar memakan waktu 7 jam’an lebih, start dari Candi Bahal menuju PekanBaru ternyata di tengah perjalanan menemukan Masjid yang cukup megah dan memang mengagumkan sekali. Melalui radio komunikasi di Mobil Datsun Go+ (HT), kita para rombongan Risers setuju untuk mampir ke Masjid tersebut. Simak dibawah ini photo-photo beberapa view yang sempat PB abadikan, semoga cukup menggambarkan keindahanya π
Masjid Agung Madani Islamic Centre yang berlokasi di Jl. Komp. Perkantoran Pemda Rohul-Pematang Berangan-Rambah-Kabupaten Rokan Hulu-Riau. Pernah menyabet nominasi Masjid terbaik no.1 di Indonesia pada tahun 2015, dan menurut PB memang sudah sepatutnya meraih nominasi tersebut. Pasalnya arsitek bangunanya cukup mengaggumkan dan memang serasa di Masjid timur tengah sana. Memiliki menara yang bisa dinaiki dengan lift, setinggi 99meter (sesuai dengan 99 Nama Allah / Asma’ul Husna). Dari atas sini bisa menikmati pemandangan sekitar dengan sangat indah (bisa dilihat dalam photo diatas). Setelah singgah di Masjid Madani dan beberapa peserta Risers Expedition sholat, kami melanjutkan ke Kota PekanBaru – Riau. Dalam perjalanan kali ini cukup lumayan seru juga, disertai treck basah yang cukup mengerikan karena lobang-lobang dijalanan tertutup air hujan. Bagaikan ada jebakan Batman, namun Datsun Go+ tetap saja melalui jalan sedemikan rupa, dengan aman dan lancar tanpa kendala apapun loch. Cukup mencengangkan juga, mobil LCGC yang bisa dibilang sekelas sedan namun mampun untuk melaju dalam jalan terjal, cukup keren dan semoga ada acara berikutnya yang seperti ini. Syukur-syukur ada reonian gitu, hehehe… Thanks semoga menghibur π
**Silahkan tonton videonya dibawah ini, rangkuman dari semua perjalan etape (Sumatera, Medan-Riau).
1 komentar